Kamu bilang, aku 'rumah'mu. Bukan bangunan atau gedung, tetapi aku.
Jadi, sejauh apa pun kamu pergi, kepadakulah kamu akan selalu kembali.
Karena itulah, aku selalu di sini tidak pernah pergi apa pun yang
menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti. Karena akulah tempat kamu bisa
selalu pulang. Jadi, setiap hari, aku bersedia menunggu, menyiapkan teh
panas sementara kamu mengambil air wudlu. Lalu aku akan bersiap untuk
berdiri satu shaf di belakangmu.
Dan ketika kamu lelah, aku juga
selalu di sini. Menyediakan bahuku. Menemanimu bercerita untuk mengurai
semua kisah satu demi satu, lalu mencari jalan untuk mengatasinya
berdua. Karena untuk melihat senyummu, aku masih dengan senang hati
berada satu shaf di belakangmu.
Aku akan selalu satu shaf di
belakangmu, dalam sholat berdua, atau dalam menjalani hidup berdua.
Tidak hanya ketika berbahagia, tetapi juga ketika kamu sedang pada taraf
jatuh sehingga tidak punya siapa-siapa. Karena aku tahu, kamu selalu
melakukan hal terbaik yang kamu bisa untuk menjaga bahagiaku. Yang kamu
minta hanyalah, aku tetap selalu berada di satu shaf di belakangmu.
Bukan untuk selalu menjadi buntutmu, tapi untuk berdoa bersama dan
berterima kasih bersama atas semua bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar